fisika teoretis
keruntuhan epistemik
media
sains
conspiracy physics
wall street journal

Blogger Fisika Peter Woit Kritisi WSJ

aaku tau kamu hebat
Blogger Fisika Peter Woit Kritisi WSJ

Blogger Fisika Ungkap "Keruntuhan Epistemik" Media

Dunia fisika teoretis belakangan ini diramaikan dengan isu yang bikin geleng-geleng kepala. Bukan soal teori baru yang revolusioner, tapi lebih ke arah tudingan miring yang disampaikan lewat kanal-kanal populer. Nah, blog fisika ternama, "Not Even Wrong", yang dikelola oleh Peter Woit, baru-baru ini ngupas tuntas artikel dari Wall Street Journal (WSJ) yang berjudul "The Rise of 'Conspiracy Physics'". Sayangnya, bukannya dapat pencerahan, Woit justru merasa artikel WSJ itu justru jadi contoh nyata dari apa yang ia sebut sebagai "keruntuhan epistemik".

Bukan Sekadar Kritik, Tapi Fenomena yang Mengkhawatirkan

Artikel WSJ ini menyoroti bagaimana beberapa streamer mulai membangun audiens dengan cara mengkritik fisika akademik, bahkan sampai menuduhnya sebagai institusi yang korup. Tentu saja, ini bikin para ilmuwan gerah dan khawatir. Namun, menurut Peter Woit, artikel WSJ ini gagal total dalam menyampaikan pokok persoalan. Alih-alih memberikan analisis yang mendalam, artikel tersebut justru terkesan mengumpulkan materi dari podcast dan diskusi online tanpa benar-benar memahami esensi dari sains yang dibahas.

"Ini bukan soal kritik yang membangun, ini lebih ke arah menyebarkan informasi yang dangkal dan salah," ujar Woit dalam blognya yang tayang pada 11 September 2025. Ia melihat fenomena ini sebagai gejala yang lebih besar, yaitu runtuhnya sumber informasi yang bisa dipercaya dalam membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Inilah yang ia sebut sebagai "keruntuhan epistemik".

Dari Podcast ke Berita Utama: Kok Bisa Salah Kaprah?

Woit dengan tegas menyatakan bahwa artikel WSJ ini adalah contoh buruk dari peliputan media. Isu ilmiah yang kompleks dan butuh pemahaman mendalam, malah disederhanakan, bahkan disalahartikan. Artikel WSJ tersebut seperti mencomot berbagai komentar dari berbagai podcast, termasuk yang melibatkan nama-nama seperti Sabine Hossenfelder, Sean Carroll, Eric Weinstein, hingga Joe Rogan, tanpa benar-benar mengolahnya menjadi sebuah narasi yang akurat dan bertanggung jawab.

"WSJ, yang seharusnya menjadi sumber berita terkemuka, kini malah dikendalikan oleh penulis yang tampaknya kurang terinformasi tentang topik yang mereka liput," kritik Woit. Baginya, ini bukan hanya masalah fisika, tapi juga masalah kepercayaan publik terhadap media. Ketika media besar pun kesulitan membedakan fakta dari opini atau bahkan misinformasi, bagaimana masyarakat bisa mendapatkan pemahaman yang benar?

Mencari Kebenaran di Tengah Kebisingan

Pertanyaannya, mengapa hal ini bisa terjadi? Woit berpendapat bahwa ini adalah bagian dari "keruntuhan epistemik" yang semakin parah. Sumber-sumber informasi tradisional yang dulunya dipercaya, kini mulai kehilangan kredibilitasnya. Akibatnya, masyarakat semakin kesulitan untuk menemukan sumber yang dapat diandalkan.

"Jika Anda ingin memahami fisika teoretis dengan benar, jangan habiskan waktu Anda dengan podcast atau artikel yang membahasnya tanpa pemahaman mendalam," saran Woit. Ia menyarankan pembaca untuk kembali ke sumber yang lebih terpercaya, seperti buku-buku ilmiah yang ditulis oleh para ahli di bidangnya.

Fenomena "Conspiracy Physics" yang diangkat WSJ ini mungkin terdengar menarik, tapi bagi Peter Woit, ini adalah alarm bahaya. Ini menunjukkan betapa mudahnya misinformasi menyebar dan betapa susahnya mencari kebenaran di era digital yang penuh dengan kebisingan. Artikel WSJ tersebut, meskipun berniat mengulas fenomena yang ada, justru menjadi bukti nyata dari keruntuhan epistemik yang makin menggerogoti kepercayaan publik terhadap sains dan media.

Diskusi

Login dulu buat ikutan diskusi.