
Spiral Datang Bawa Revolusi Database
Lagi asyik-asyiknya ngembangin AI super canggih, tapi infrastruktur data kita masih aja kayak zaman batu. Nah, ini nih yang bikin pusing tujuh keliling para insinyur. Untungnya, di tahun 2025 ini ada kabar gembira yang datang dari dunia startup, yaitu Spiral. Mereka baru aja ngumumin peluncuran sistem basis data terbarunya yang diklaim siap ngegas di "Era AI" atau yang mereka sebut "Third Age of Data".
Jadi, apa sih istimewanya Spiral ini? Ternyata, semua kehebatannya berakar pada sebuah format file baru bernama Vortex. Format ini bukan cuma sekadar pembaruan biasa, tapi diklaim bisa ngasih lompatan performa yang signifikan. Mulai dari scanning, penulisan, sampai akses data secara acak, Vortex diklaim jauh lebih gesit ketimbang format-format yang udah ada kayak Parquet. Kerennya lagi, Vortex ini udah didukung sama raksasa teknologi dunia kayak Microsoft, Snowflake, dan Palantir. Ini nunjukkin kalau Vortex bukan cuma mimpi di siang bolong, tapi udah teruji dan dipercaya.
Di balik layar Spiral, ada tim yang udah punya jam terbang tinggi dalam membangun sistem data. Nggak heran kalau mereka berhasil ngumpulin pendanaan Seed dan Series A sebesar $22 juta dari investor kelas kakap seperti Amplify Partners dan General Catalyst. Ini jadi bukti kalau potensi Spiral ini dilihat sangat besar oleh para pemodal. Meski lokasi startup-nya nggak disebutin secara spesifik, yang jelas Spiral beroperasi di ranah cloud dan dirancang buat ngadepin sistem skala besar yang jadi santapan sehari-hari perusahaan teknologi global.
Terus, kenapa sih Spiral ini muncul? Gampangnya gini, sistem data yang ada sekarang itu banyak yang dioptimalkan buat dibaca manusia. Padahal, di era AI sekarang, data itu dibaca dan diproses sama mesin, bahkan dalam skala besar banget. Nah, di sinilah kesenjangan itu terjadi. Sistem data lama jadi kewalahan, performanya jelek, dan bahkan rentan keamanannya. Spiral hadir buat nutupin celah itu. Tujuannya mulia banget: biar para insinyur AI bisa fokus ngembangin model-model keren mereka, bukan sibuk ngurusin infrastruktur data yang bikin mumet.
Gimana cara Spiral ngelakuin itu? Kuncinya ada di Vortex. Format file ini emang dirancang khusus buat dikonsumsi mesin. Hasilnya? Performa ngebut, native object store yang bikin kerjaan di cloud jadi lebih lancar, tata kelola data yang terpadu, machine-scale throughput yang bisa maksimalin kekuatan GPU, sampai fearless permissioning yang bikin keamanan data kuat tanpa mengorbankan kecepatan. Jadi, mau data sekecil embedding atau segede file video, Spiral siap ngeladenin dengan efisien.