
Apple: Dari Pionir Inovasi Menjadi Sekadar Peniru?
1. Gelar Peluncuran Produk Apple 2025: Antara Kemewahan dan Kekhawatiran
Acara peluncuran produk terbaru Apple, yang digelar pada 9 September 2025 lalu, seperti biasa menyedot perhatian publik. iPhone baru yang berkilau, Apple Watch yang semakin canggih, hingga AirPods Pro yang diklaim menghadirkan pengalaman audio imersif nan memukau. Sekilas terdengar luar biasa, bukan? Namun, di balik gegap gempita tersebut, terselip sebuah suara yang mengajak kita untuk berpikir ulang. Suara itu datang dari Riccardo Mori, seorang penulis dan penerjemah yang telah lama menjadi penggemar berat Apple. Ia melontarkan kekecewaan mendalam, merasa bahwa perusahaan yang dahulu menjadi kiblat inovasi kini seolah kehilangan sentuhannya.
2. Kekecewaan Riccardo Mori: Kehilangan Sentuhan Magis Apple?
Mori, yang mengaku telah setia menggunakan produk Apple sejak lama, merasa perusahaan ini semakin menjauh dari para penggemarnya. Ia juga menyoroti keputusan desain perangkat lunak dan antarmuka pengguna (UI) yang kian sederhana, yang justru terasa seperti sebuah kemunduran. Dahulu, Apple identik dengan kemudahan penggunaan yang cerdas dan memukau. Namun kini? Rasanya ada sesuatu yang hilang, sentuhan magis yang dulu khas. "Apple semakin mirip perusahaan teknologi besar lainnya," keluh Mori. Keunikan yang dulu membedakan Apple dari pesaingnya, fokus pada inovasi yang benar-benar memberikan nilai, seolah terkikis. Ia melihat banyak keputusan yang kurang tepat, mulai dari desain yang menurutnya "bikin geli" hingga strategi pemasaran yang terasa dipaksakan.
3. Desain dan Antarmuka Pengguna: Kemunduran yang Terasa
Pada intinya, ini adalah curahan hati seorang penggemar lama yang merasa Apple telah menyimpang dari nilai-nilai inovasi dan desain yang menjadi fondasinya. Akibatnya, produk-produk yang dirilis kini terasa kurang menggigit, dan strategi yang dijalankan menimbulkan ketidakpastian. Mori sangat berharap Apple dapat menemukan kembali jati dirinya, kembali fokus pada kualitas perangkat lunak yang intuitif dan fungsional, persis seperti di masa lalu. Siapa tahu, sentuhan magis itu bisa kembali hadir.
4. Mengutip Steve Jobs atau Melupakan Jati Diri?
Salah satu poin yang paling membuat Mori frustrasi adalah bagaimana Apple seolah semakin sering mengutip Steve Jobs, padahal tindakan mereka saat ini terasa jauh berbeda dengan pidato-pidato legendaris sang visioner. Ia mencontohkan Apple Watch yang kini menjadi semakin rumit, AirPods Pro yang penuh fitur tak terpakai, dan keraguan terhadap nilai tambah desain iPhone Air yang baru saja dirilis. Mori berpendapat bahwa fokus Apple yang berlebihan pada perangkat keras yang semakin canggih justru mengorbankan kualitas perangkat lunak. Padahal, justru di situlah letak keunggulan historis Apple yang membuat banyak orang jatuh cinta.