LeetCode Ternyata Gampang Kalau Batasannya Diubah.

Pernah nggak sih kamu mentok pas ngerjain soal yang rada susah di LeetCode? Rasanya udah mikir keras, coba berbagai algoritma, tapi kok tetep aja nggak tembus time limit exceeded atau memory limit exceeded? Nah, ternyata ada insight menarik nih dari Hillel Wayne, seorang penulis yang jago banget ngulik algoritma. Intinya, banyak soal hard itu mendadak jadi gampang banget kalau batasan (constraints) soalnya kita ubah.

Ini bukan berarti algoritma dasarnya yang gampang ya. Justru, Wayne berpendapat bahwa kesulitan soal itu seringkali datang dari batasan yang diberikan. Batasan ini lah yang "memaksa" kita buat mikir solusi yang super efisien, kadang sampai ke level yang bikin kepala puyeng. Bayangin aja, kalau batasan inputnya kecil banget, bahkan algoritma brute force yang paling simpel pun bisa lolos.

Wayne menyoroti bahwa soal-soal hard ini sebenarnya dirancang untuk menguji seberapa dalam pemahaman kita tentang kompleksitas algoritma. Bukan cuma soal bisa nerapin algoritma A atau B, tapi gimana kita bisa menganalisis dampak batasan terhadap pilihan solusi kita. Kalau batasan inputnya gede banget, otomatis kita kudu pakai algoritma yang logarithmic atau linear, nggak bisa pakai yang quadratic atau exponential. Nah, di sinilah letak "kesulitannya".

Jadi, ide utamanya simpel: kompleksitas soal LeetCode, terutama yang level hard, itu sangat terikat sama batasan yang dikasih. Kalau kita bisa memanipulasi batasan itu (dalam konteks diskusi atau belajar, tentu saja, bukan pas interview beneran ya!), soal yang tadinya bikin frustrasi bisa jadi jauh lebih mudah ditaklukkan. Ini ngajarin kita betapa krusialnya analisis batasan dalam setiap pemecahan masalah algoritma. Jangan cuma fokus ke algoritmanya, tapi perhatikan juga "medan perang" yang disediain oleh batasannya.