
Internet Lagi Sakit, Saatnya Kita Jadi Dokter.
Pernah nggak sih kamu merasa internet sekarang kok agak… aneh? Dulu kayanya seru banget, bisa nemu blog-blog keren, artikel yang informatif, eh sekarang kok isinya makin banyak yang bikin geleng-geleng kepala. Nah, ada istilah keren nih buat kondisi ini: "enshittification". Kedengerannya sih serem, tapi intinya tuh internet lagi menurun kualitasnya, kayak makanan yang mulai basi. Kok bisa?
Dari Web Terbuka Jadi Kandang Algoritma
Dulu, internet tuh rasanya lebih terbuka. Kamu bisa bikin blog sendiri, nyari informasi yang kamu mau, dan berinteraksi dengan orang lain tanpa banyak "penjaga gerbang". Tapi sekarang, semuanya kayak dikuasain sama Big Tech, raksasa teknologi yang punya platform-platform gede kayak media sosial dan mesin pencari.
Apa yang Bikin Makin Buruk? Ternyata, biangnya adalah algoritma. Algoritma ini tuh dirancang buat bikin kita betah banget di platform mereka. Caranya? Dengan ngasih kita konten yang bikin kita terus ngeklik, nge-like, nge-share. Sayangnya, algoritma nggak peduli konten itu bener atau salah, positif atau negatif. Yang penting, engagement alias interaksi. Jadi, konten yang provokatif, bikin emosi, atau bahkan menyesatkan justru seringkali malah makin kelihatan.
Siapa yang Kena Imbasnya? Ya kita-kita ini, para pengguna internet. Konten-konten bagus dari penulis independen atau kreator yang bikin konten mendalam bisa aja tenggelam karena kalah sama konten receh yang rame. Dan siapa yang untung? Ya itu tadi, Big Tech yang makin kaya raya dari data dan waktu perhatian kita.
Kapan Kejadiannya? Perubahan ini nggak terjadi semalam, tapi udah perlahan tapi pasti dalam beberapa tahun terakhir. Makin lama, makin kerasa bedanya.
Di Mana Aja Ini Terjadi? Hampir di semua tempat! Dari Instagram, TikTok, Facebook, Twitter, sampai Google. Semuanya udah kena racun algoritma yang sama.
Kenapa Bisa Gini? Jawabannya simpel: duit. Model bisnis Big Tech itu fokusnya ke keuntungan. Semakin lama kita terpaku sama layar, semakin banyak data yang mereka kumpulin, dan semakin besar peluang mereka buat pasang iklan. Algoritma jadi alat ampuh buat ngejar target itu.
Gimana Mekanismenya? Algoritma itu kayak "memperkuat" konten yang viral, yang banyak disukai atau dikomentari. Nggak peduli kualitasnya. Makanya, konten yang bikin orang marah atau heboh justru sering jadi trending. Sebaliknya, konten yang informatif tapi nggak "wow" banget, bisa aja dilupain sama algoritma.
Saatnya Kita Ambil Alih Kendali Internet
Kalau udah begini, kita nggak bisa cuma pasrah dong. Kita perlu sadar dan mengambil kembali kendali atas pengalaman online kita. Ini bukan berarti kita harus keluar dari internet sama sekali, tapi lebih ke cara kita menggunakan dan berinteraksi dengannya.
Salah satu cara paling ampuh adalah dengan mulai melirik perangkat lunak bebas dan sumber terbuka (FOSS - Free and Open Source Software). Ini kayak alternatif yang lebih transparan dan nggak dikuasain sama satu perusahaan doang. Selain itu, coba cari alat yang lebih terdesentralisasi, yang nggak bergantung sama server raksasa.
Yang terpenting, kita harus jadi pengguna yang lebih sadar. Jangan cuma "makan" apa yang disajikan algoritma. Kita perlu secara sadar mengkurasi informasi yang kita konsumsi. Cari sumber yang kredibel, baca dari berbagai sudut pandang, dan jangan mudah terprovokasi.