
Hello "Musik Pribadi": Penulis artikel ini pindah ke Server Musik Sendiri
Sudah berapa lama kamu berlangganan Spotify? Setahun? Lima tahun? Atau bahkan lebih? Jujur saja, saya mulai merasa ada yang tidak beres dengan Spotify. Setiap bulan membayar, tetapi rasanya semakin tidak punya kendali atas musik yang didengarkan. Artis kesayangan hanya kebagian sedikit, musik AI semakin marak sehingga membingungkan, ditambah lagi urusan verifikasi usia yang sangat merepotkan. Rasanya seperti hanya numpang mendengarkan musik, bukan benar-benar memilikinya. Nah, dari kegelisahan inilah, saya akhirnya memutuskan untuk berpetualang ke dunia yang lebih "pribadi": membuat server musik sendiri!
Mengapa Harus Membuat Server Musik Sendiri?
Intinya adalah tentang kontrol penuh. Saya ingin musik saya tersimpan aman, mudah diakses kapan saja, di mana saja, dan yang paling penting, saya benar-benar memiliki koleksi tersebut. Bukan hanya akses sementara yang akan hilang jika berhenti membayar. Ditambah lagi, saya ingin memberikan apresiasi yang lebih adil bagi para musisi favorit saya.
Bagaimana Cara Membuat "Pasukan Musik Pribadi" Ini?
Perjalanan ini mungkin terdengar teknis, tetapi percayalah, dengan sedikit usaha, hasilnya akan sangat sepadan. Ini dia pasukan yang saya kumpulkan:
Navidrome: Benteng Penyimpanan Musik Open-Source
Ini adalah inti dari segalanya. Navidrome adalah server musik open-source yang memungkinkan saya menyimpan seluruh koleksi musik di satu tempat. Saya menjalankannya menggunakan Docker agar proses instalasinya mulus dan praktis. Ibaratnya, ini adalah gudang musik pribadi yang bisa diakses dari mana saja.
Cloudflare Tunnel: Gerbang Aman Menuju Musik Saya
Bagaimana cara mengakses Navidrome dari luar rumah tanpa harus membuka port router atau pusing dengan IP publik yang berubah-ubah? Nah, di sinilah Cloudflare Tunnel berperan. Ia menciptakan terowongan aman dari perangkat saya ke server musik saya, tanpa perlu memberitahukan IP asli saya ke dunia luar. Privasi on point!
Aplikasi Pendamping: Navigasi Musik Multi-Platform
Untuk menikmati musik, saya tidak terpaku pada satu aplikasi. Di browser, saya menggunakan aplikasi bawaan Navidrome yang memang sudah sangat baik. Untuk pengguna iPhone, Play:Sub menjadi andalan. Bagi yang suka navigasi cepat di Android, Symfonium siap menemani. Dan di laptop, Feishin menjadi pilihan yang tidak kalah menarik. Pokoknya, sangat multi-platform!
Lidarr: Asisten Penjaga Koleksi Musik
Agar koleksi musik saya tidak ketinggalan zaman, saya menggunakan Lidarr. Ia sangat pintar, seolah memiliki mata elang yang bisa memantau rilisan musik baru. Begitu ada yang baru dari artis favorit, Lidarr langsung mengunduhnya secara otomatis. Berasa punya asisten pribadi untuk mengurus koleksi!
lrcget-kasm: Lirik Sinkron, Makin Asik
Mendengarkan lagu tanpa lirik terasa kurang lengkap. Oleh karena itu, lrcget-kasm menjadi pilihan saya. Ia bisa mencari file lirik dalam format LRC yang sudah sinkron dengan lagunya. Jadi, saat bernyanyi, tidak akan salah lirik lagi!
Lidify & Last.fm: Menjelajah Musik Baru, Sekaligus Berbagi Cerita
Untuk menemukan permata musik baru, Lidify menjadi jembatan saya ke dunia Last.fm. Ia menghubungkan koleksi musik saya dengan aktivitas scrobbling ke Last.fm. Jadi, selain bisa menemukan musik baru, rekomendasi musik yang saya dapatkan semakin akurat karena datanya semakin banyak. Tidak lupa juga, saya scrobble ke ListenBrainz untuk analisis kebiasaan mendengarkan yang lebih mendalam.
Kepuasan yang Tidak Ternilai
Setelah beberapa bulan bereksperimen dan menjalankan "musik pribadi" ini, saya bisa katakan, saya SANGAT PUAS! Kualitas audionya? Lossless alias tanpa kompresi, seperti mendengarkan CD langsung. Musik yang saya beli benar-benar menjadi milik saya selamanya, tidak perlu khawatir langganan terputus. Biayanya? Hanya modal awal untuk membeli server dan storage, selebihnya gratis! Privasi saya pun terjaga, tidak ada lagi yang mengintip data pendengaran saya.
Coba bandingkan dengan Spotify yang bitrate-nya maksimal 320 kbps, bayarnya setiap bulan, dan royalti untuk artisnya sangat kecil. Uang yang saya keluarkan sebulan untuk Spotify saja bisa lebih besar daripada modal awal server saya ini.